Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi menilai kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz ke Indonesia memiliki arti penting. Lawatan Raja Salman punya nilai strategis bagi kedua negara.
"Mengapa kunjungan ini sangat penting? Ini dapat dilihat dari dua hal. Pertama, kunjungan ini adalah yang pertama bagi Raja Saudi setelah hampir 47 tahun ini tidak ada kunjungan ke Indonesia," ujar Yon di Jakarta, Jumat, 24 Februari 2017.
Dia menjelaskan, sejak Orde Baru, beberapa Presiden Indonesia telah berkunjung ke Arab Saudi. Menurut Yon, tidak adanya kunjungan Raja Saudi sejak 1970 hingga saat ini adalah sesuatu yang janggal.
Kedua, lanjut dosen Program Studi Arab UI itu, sekarang sedang terjadi perubahan politik dunia, terutama di Amerika Serikat yang sedang kurang bersabahat dengan Islam dan Timur Tengah. Kunjungan Raja Salman menjadi punya nilai penting.
Kebijakan Presiden Donald Trump yang diskriminatif terhadap Islam menimbulkan ketidaknyamanan bagi para investor Timur Tengah. "Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia mulai dilirik oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah," tutur peraih gelar PhD dari The Australian National University itu.
Yon menilai, sejak kepemimpinan Raja Abdullah (2005-2015) telah terjadi pergeseran arah politik luar negeri Arab Saudi. Mereka menjadikan Asia sebagai mitra alternatif menggantikan hegemoni Barat.
"Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, di mana pada 2050 akan masuk empat besar raksasa ekonomi dunia sangat berpotensi menjadi alternatif bagi para investor Saudi," ujar dia.
Raja Salman akan berada di Tanah Air selama 1-9 Maret 2017. Rencananya, dalam kunjungan ke Indonesia, Raja Salman akan membawa 1.500 anggota delegasi, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran.
Sementara kata Peneliti senior Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Jakarta Ali Munhanif di Jakarta, Kunjungan Raja Salman ke Indonesia akan besar pengaruhnya terhadap dua hal. Pertama, sesuai dengan janji pemerintah Arab Saudi sendiri, RI akan semakin menjadi negara tujuan investasi Timur tengah, khususnya negara-negara teluk.
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang 2016 Arab Saudi hanya merealisasikan investasi sebesar 900 ribu dolar AS.
Nilai investasi tersebut menempatkan Arab Saudi di urutan ke-57, di bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya sebesar 1 juta dolar dan Mali yang mampu menginvestasikan 1,1 juta dolar.
Kedua, ia mengatakan kerja sama melawan radikalisme dan terorisme yang dijalankan oleh negara-negara yang terkena dampak teroris akan semakin berjalan secara sinergis dan sistematis.
"Baik RI maupun Arab Saudi adalah 2 negara berpengaruh di dunia Islam," kata dia.
Dalam konteks itu, ia mengatakan meningkatkan hubungan kerja sama khususnya investasi adalah kunci membangun aliansi antara negara-negara besar di dunia Islam.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al- Saud dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017 untuk memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi.
Ada lima nota kesepahaman yang akan ditandatangani pemerintah kedua negara, yaitu di bidang kerja sama budaya, kesehatan, urusan Islam serta dakwah dan layanan agama, pelayanan perjalanan udara, perjanjian pemberantasan kejahatan.
(Antara)
"Mengapa kunjungan ini sangat penting? Ini dapat dilihat dari dua hal. Pertama, kunjungan ini adalah yang pertama bagi Raja Saudi setelah hampir 47 tahun ini tidak ada kunjungan ke Indonesia," ujar Yon di Jakarta, Jumat, 24 Februari 2017.
Dia menjelaskan, sejak Orde Baru, beberapa Presiden Indonesia telah berkunjung ke Arab Saudi. Menurut Yon, tidak adanya kunjungan Raja Saudi sejak 1970 hingga saat ini adalah sesuatu yang janggal.
Kedua, lanjut dosen Program Studi Arab UI itu, sekarang sedang terjadi perubahan politik dunia, terutama di Amerika Serikat yang sedang kurang bersabahat dengan Islam dan Timur Tengah. Kunjungan Raja Salman menjadi punya nilai penting.
Kebijakan Presiden Donald Trump yang diskriminatif terhadap Islam menimbulkan ketidaknyamanan bagi para investor Timur Tengah. "Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia mulai dilirik oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah," tutur peraih gelar PhD dari The Australian National University itu.
Dokumen foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan penghargaan Kerajaan Arab Saudi dari Raja Salman Bin Abdulaziz Al-Saudi pada 12 September 2015. |
"Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, di mana pada 2050 akan masuk empat besar raksasa ekonomi dunia sangat berpotensi menjadi alternatif bagi para investor Saudi," ujar dia.
Raja Salman akan berada di Tanah Air selama 1-9 Maret 2017. Rencananya, dalam kunjungan ke Indonesia, Raja Salman akan membawa 1.500 anggota delegasi, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran.
Sementara kata Peneliti senior Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat Universitas Islam Negeri Jakarta Ali Munhanif di Jakarta, Kunjungan Raja Salman ke Indonesia akan besar pengaruhnya terhadap dua hal. Pertama, sesuai dengan janji pemerintah Arab Saudi sendiri, RI akan semakin menjadi negara tujuan investasi Timur tengah, khususnya negara-negara teluk.
Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sepanjang 2016 Arab Saudi hanya merealisasikan investasi sebesar 900 ribu dolar AS.
Nilai investasi tersebut menempatkan Arab Saudi di urutan ke-57, di bawah Afrika Selatan yang menanamkan modalnya sebesar 1 juta dolar dan Mali yang mampu menginvestasikan 1,1 juta dolar.
Kedua, ia mengatakan kerja sama melawan radikalisme dan terorisme yang dijalankan oleh negara-negara yang terkena dampak teroris akan semakin berjalan secara sinergis dan sistematis.
"Baik RI maupun Arab Saudi adalah 2 negara berpengaruh di dunia Islam," kata dia.
Dalam konteks itu, ia mengatakan meningkatkan hubungan kerja sama khususnya investasi adalah kunci membangun aliansi antara negara-negara besar di dunia Islam.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al- Saud dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 1-9 Maret 2017 untuk memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi.
Ada lima nota kesepahaman yang akan ditandatangani pemerintah kedua negara, yaitu di bidang kerja sama budaya, kesehatan, urusan Islam serta dakwah dan layanan agama, pelayanan perjalanan udara, perjanjian pemberantasan kejahatan.
(Antara)
Thanks for reading Arti Penting Kunjungan Raja Salman | Tags: Internasional
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »
0 komentar on Arti Penting Kunjungan Raja Salman
Posting Komentar